Langsung ke konten utama

Perempuan tidak perlu pintar yang penting patuh!

 Assalamu'alaikum.

Sobat, dulu waktu masih kecil saya merasa sangat beruntung terlahir sebagai anak lelaki, karena saya kira menjadi perempuan itu payah, misalkan kelak jika jadi pendekar/super hero kalau nanti hamil kan susah.

Eh setelah remaja sampai dewasa ternyata saya tidak berani dengan wanita/perempuan lantaran saya merasa kurang tampan, kurang pinter, yang intinya tidak good luck yang menjadikan minder. Padahal mereka bukan pendekar tapi sudah mengalahkan saya. Tidak tahu kenapa padahal hanya dilihat saja saya sudah grogi hehehe payah cemen banget pokoknya.

Sampai akhirnya bisa menikah pun itu di carikan jodoh oleh orangtua saya, meskipun awalnya si gadis menolak karena terpaut usia yang jauh namun dengan sedikit paksaan akhirnya mau juga.

Setelah menikah, ketika istri saya hamil kami berdua pun menginginkan kelak yang lahir adalah anak lelaki, kami sibuk mencari nama anak lelaki, berangan bagaimana jika kelak merawatnya, mendidiknya, bagaimana jika tumbuh remaja hingga dewasa sepertinya seru.

Namun ternyata yang lahir adalah perempuan, meskipun tidak seperti yang diharapkan namun kami berdua merasa sangat bersyukur dan bahagia dengan kelahiran anak kami waktu itu.

Ilustrasi gambar freepik.com

Sekarang anak perempuan saya berumur 4 tahun, dari kecil dia tidak begitu merepotkan kami sebagai orangtua, karena tidak begitu rewel saat malam hari, dikasih susu formula tidak mau, memberi makannya juga tidak susah bahkan jika tidak suka dengan lauk yang ada dia mau hanya makan nasi saja (umur 2 sampai 3 tahun), jarang ngompol sehingga kami tidak terlalu sering memakaikan pempers, sangat tidak menyusahkan sesuai dengan kemampuan ekonomi saya kala itu.

Waktu istri saya mengandung dia pun tidak pernah di periksa ke dokter ataupun USG karena memang kala itu sedang berhemat, juga jarang di pijat/urut bukannya kami tidak perhatian namun Alhamdulillah kata istri saya dia tidak terlalu banyak keluhan saat mengandungnya.

Pokoknya sangat bersyukur punya anak perempuan, dari kecil hingga sekarang umur 4 tahun tidak merepotkan, sudah pintar jajan sendiri, di suruh beli ini itu mau, saat sakit/demam tidak rewel malahan minta uang untuk beli bodrexin sendiri. Alhamdulillah dengan bodrexin saja cocok dan lekas sembuh.

Bahkan kelak jika kami dikaruniai momongan lagi memintanya kalau bisa cewek lagi hehehe.

Terimakasih Ya Allah telah menitipkan kepada kami anak perempuan yang dari kecil sudah mandiri.

Paling enak jadi perempuan.

Karena selama hidup perempuan itu di tanggung oleh lelaki. Sewaktu kecil sampai akan menikah adalah tanggung jawabnya Ayah/Bapak. Kemudian setelah menikah adalah hidupnya di tanggung oleh suaminya.

Wanita/perempuan yang beruntung dalam hidupnya adalah

Dia yang mempunyai orangtua yang baik, yang menyayanginya terutama ayah. Kenapa ayah? Karena ayah yang bertanggung jawab memberikan nafkah, pendidikan juga jodohnya. Ayah yang baik bagi anak perempuannya adalah dia yang menafkahi dengan rejeki yang halal, memberikan pendidikan agama yang benar, mencarikan jodoh seorang lelaki yang baik, soleh.

Dan memperoleh jodoh yang baik dan soleh. Apalah kebahagiaan yang paling di dambakan wanita jika tidak mendapatkan pendamping hidup yang tepat, yang bisa menjadi imam yang baik, yang memberikan nafkah lahir dan bathin yaitu yang memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Yang semakin mendekatkan diri kepada Allah.

Perempuan hidupnya di tanggung 4 lelaki.

Semasa perempuan hidup di dunia ada 4 lelaki yang bertanggung jawab atasnya, ke empat laki-laki itu adalah ayah, saudara lelaki, suami, anak lelaki.

Ayah, seperti yang sudah saya singgung diatas kewajiban ayah terhadap anak perempuannya adalah memberikan nafkah, memberikan pendidikan, dan menikahkannya.

Saudara lelaki, apabila ayah sudah meninggal maka yang bertanggung jawab adalah saudara lelaki.

Suami, tentu jika sudah bersuami tanggung jawab sudah menjadi tanggung jawabnya.

Anak lelaki, anak lelaki wajib atau bertanggung jawab atas ibunya, meskipun dia sudah menikah/berkeluarga.

Apabila ke empat laki-laki tersebut tidak ada yang memperingatkan perempuan/wanita itu apabila melakukan maksiat atau dosa secara terus menerus hingga su'ul khatimah maka siap-siap kelak di akhirat akan ikut diseret ke neraka.

Pesan untuk perempuan.

Kalau dibilangin lelaki ke arah yang baik itu harus patuh jangan ngeyel, karena kelak di akhirat para lelaki yang bertanggung jawab atas dirimu akan ikut terkena imbas dari perbuatan dosa mu! Jika kalian sayang kepada mereka maka bertaubatlah, Sholat lah, menutup aurat lah, patuh terhadap suami lah! Jadilah wanita yang solehah!

Perempuan tidak perlu pintar yang penting patuh.

Pendapat seperti ini memanglah banyak yang tidak setuju dengan beberapa alasan, karena sekarang jamannya serba maju, derajat wanita setara dengan lelaki sehingga memiliki peluang yang sama dengan lelaki di pendidikan, karena semakin tinggi pendidikan semakin menaikkan derajat keluarga.

Namun sangat disayangkan yang terjadi dilingkungan saya sini banyak contoh wanitanya pintar berpendidikan lebih tinggi dibandingkan suami, menjadikan mereka semena-mena terhadap suaminya. Apakah dibenarkan seorang istri berani/ngelunjak terhadap suaminya?

Contoh begini seorang suami menasehati istrinya yang pintar:

Suami: Pakailah Jilbab berpakaian yang sopan, tutuplah auratmu biar tidak berdosa!

Istri: Ah siapa bilang, mana dalilnya, selama ini saya sekolah tidak ada anjuran yang seperti itu, percuma juga berjilbab jika kelakuan masih buruk, mending yang tidak berjilbab tapi kelakuannya baik.

Karena suami tidak terlalu pintar jadinya tidak bisa membalas ucapan istrinya yang seperti itu.

Contoh suami yang menasehati istri yang tidak pintar tapi patuh:

Suami: Pakailah Jilbab berpakaian yang sopan, tutuplah auratmu biar tidak berdosa!

Istri: Baiklah, tapi kenapa dosa?

Suami: Ya dosa aja, kata ustadz bilang begitu, seorang istri harus patuh pada suami, karena besok kelak di akhirat saya yang dimintakan pertanggungjawaban. Jika kamu sayang saya ya turutilah perintah-perintah ku selagi itu tidak melanggar syariat agama.

Seorang istri yang tidak pintar pasti langsung patuh dengan penjelasan yang hanya seperti itu, dia tidak akan mempersulit dengan menanyakan dalil segala macam.

Seharusnya yang lebih baik lagi adalah menjadi perempuan itu ya pintar juga patuh atau sholehah, namun untuk mengimbangi wanita seperti ini harusnya memilih calon suami yang lebih pintar darinya, suatu kerugian tentunya jika istri ternyata lebih pintar dari suaminya, karena nantinya istri yang berkuasa banyak mengatur suami. Dan apabila sudah banyak istri yang berkuasa pada setiap rumah tangga maka ini adalah menjadi salah satu pertanda bahwa kiamat sudah dekat.

Penutupan

Postingan tentang perempuan ini hanyalah ungkapan dari pengetahuan saya saja, harap dimaklumi  jika tidak berkenan ya sob! Karena setiap orang mempunyai sudut pandang masing-masing, menurut saya ini adalah sebuah kebenaran, namun juga saya akan terima jika menurut sobat menganggap sebuah kesalahan.

Baiklah sobat cukup sekian dulu postingan kali ini semoga bermanfaat.

Wassalamu'alaikum.

Komentar

  1. Wah sama dong kk anak saya perempuan dan usianya saat ini 4 tahun. Btw saya jadi ingin lebih dekat dengan istrinya kk

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Terkait pendidikan menurut saya itu bnyk juga yg pendidikan tinggi tp patuh. Dia S2 bahkan Lc MA tapi ya memang pendidikannya itu untuk anak anak mereka sendiri. Mereka yg ngajar. Ummu Madrasatul Uula. Mungkin yg kk sebutkan pintar tapi liberal hehe

    BalasHapus

Posting Komentar

Designed by Open Themes & Nahuatl.mx.